Apa Itu Law of Assumption?
Law of Assumption adalah sebuah konsep yang meyakini bahwa realitas yang kamu alami terbentuk dari apa yang kamu asumsikan adalah benar adanya. Konsep ini dipopulerkan oleh Neville Goddard, seorang penulis dan pembicara spiritual pada pertengahan abad ke-20. Berbeda dari Law of Attraction yang fokus pada menarik apa yang kamu inginkan melalui getaran energi positif, Law of Assumption menekankan bahwa jika kamu berasumsi bahwa sesuatu sudah menjadi milikmu, maka realitas akan menyesuaikan dengan asumsi itu.
Dengan kata lain, alih-alih berharap atau menunggu sesuatu terjadi, kamu memutuskan seolah-olah hal itu sudah menjadi kenyataan. Inilah kekuatan utama dari Law of Assumption: keyakinan mutlak bahwa apa yang kamu yakini sebagai nyata akan benar-benar terjadi.
Prinsip-Prinsip Dasar Law of Assumption
Dasar dari Law of Assumption sangat sederhana, namun dalam praktiknya membutuhkan konsistensi dan kesadaran penuh. Prinsip utamanya adalah keyakinan. Ketika kamu percaya bahwa sesuatu sudah menjadi milikmu, alam bawah sadar akan menerima hal tersebut sebagai kenyataan dan mulai mengatur realitas untuk mencerminkan keyakinan itu.
Realitas, dalam pandangan ini, hanyalah refleksi dari pikiranmu. Apa yang kamu lihat di luar, berasal dari apa yang terjadi di dalam. Oleh karena itu, mengasumsikan sesuatu terjadi jauh lebih kuat dibanding sekadar menginginkannya. Mengharapkan bisa berarti “masih belum yakin”, sedangkan mengasumsikan adalah “sudah yakin dan sudah terjadi”.
Peran Visualisasi dalam Law of Assumption
Salah satu alat terpenting dalam mempraktikkan Law of Assumption adalah visualisasi. Ini adalah proses membayangkan, dengan penuh emosi dan detail, bahwa keinginanmu sudah menjadi kenyataan. Imajinasi berperan sebagai jembatan antara pikiran dan kenyataan.
Teknik visualisasi yang efektif melibatkan seluruh indera. Misalnya, jika kamu ingin menurunkan berat badan dengan Law of Assumption, bayangkan kamu memiliki tubuh yang ideal, pakaian yang pas di badanmu, dan kamu mendengar pujian dari orang-orang di sekitarmu. Buatlah semuanya terasa nyata. Semakin kuat dan konsisten kamu membayangkan, maka semakin cepat realitas akan berubah.
Cara Mempraktikkan Law of Assumption dalam Kehidupan Sehari-Hari
Untuk mulai menggunakan Law of Assumption, kamu bisa mengikuti langkah-langkah berikut:
- Tentukan keinginanmu secara spesifik.
- Asumsikan bahwa keinginan itu sudah menjadi nyata.
- Gunakan visualisasi setiap hari, terutama sebelum tidur.
- Jaga pikiran dan ucapanmu agar tetap selaras dengan asumsi tersebut.
- Rasakan emosi positif seolah-olah kamu sudah memilikinya.
Contohnya, jika kamu ingin mendapatkan pekerjaan impian, mulailah bertindak dan merasa seolah kamu sudah bekerja di sana. Bayangkan suasananya, teman-teman kerjamu, bahkan jadwal harianmu. Inilah cara kerja.
Namun, dalam prosesnya, kamu mungkin menghadapi keraguan atau bisikan negatif dalam pikiranmu. Ketika itu terjadi, kembalilah ke asumsi awal. Ingat bahwa keyakinanmu adalah fondasi realitasmu.
Kesalahan Umum dan Cara Menghindarinya
Beberapa kesalahan umum yang sering terjadi antara lain:
- Tidak konsisten dengan asumsi. Kamu tidak bisa mengasumsikan sukses hari ini lalu meragukannya besok.
- Terjebak dalam pemikiran negatif. Pikiran negatif bisa membatalkan asumsi yang sudah kamu bangun.
- Kurangnya kesabaran. Banyak yang menyerah karena tidak melihat hasil instan, padahal keyakinan memerlukan waktu untuk berakar dan membentuk realitas.
Untuk menghindarinya, selalu kembali ke praktik visualisasi dan afirmasi. Perkuat pikiran positif dan jaga konsistensimu.
Kesimpulan
Law of Assumption bukan hanya teori, tapi cara hidup. Realitas hanya cerminan dari apa yang kamu yakini, pikirkan, dan rasakan. Saat kamu menyadari kekuatan asumsi dan menggunakannya secara sadar, hidup akan mulai mengikuti arah yang kamu inginkan.
Ingin mulai mewujudkan versi terbaik dari dirimu? Temukan inspirasi yang dapat mendukung perjalanan batinmu di Djenewa Spa. Mulailah dari merawat pikiran dan tubuhmu, karena apa yang kamu asumsikan, adalah apa yang akan kamu alami.